Friday, August 30, 2013

[Review] 12 Menit

Judul: 12 Menit
Penulis: Oka Aurora
Penggagas Cerita: Regina Septapi
Penyunting: @shinta_read dan @me_dorry
Penyelaras aksara: Fakhri Fauzi, @kaguralian
Penata aksara: elcreative
Perancang sampul: A.A
Penerbit: Noura Books
Tebal: 362 hlm
Cetakan: I, Mei 2013




Apa yang pertama kali terpikir ketika mendengar buku motivasi? Mungkin sebagian besar akan berpikir tentang genre nonfiksi. Namun, tidak dengan buku yang satu ini. Inspirasi dan motivasinya terjalin rapi dalam cerita fiksi. Mari berkenalan dengan tokoh-tokoh yang akan menemani kita sepanjang novel ini. 

Rene, seorang pelatih marching band profesional. Ia memiliki banyak pengalaman dalam melatih grup marching band. Kepiawaiannya dalam melatih marching band tidak bisa diragukan lagi. Rene telah berkali-kali membuat kelompok yang dilatihnya meraih juara. 

Elaine, gadis yang sangat berbakat dan mencintai dunia marching band. Karena pekerjaan ayahnya, ia harus pindah ke Bontang. Di sana, ia langsung mendaftarkan diri untuk mengikuti Marching band Bontang Pupuk Kaltim sebagai field commander. Sayang, ayahnya tidak menyukai kegiatan Elaine. Ayahnya ingin Elaine menjalani sekolah tanpa diganggu kegiatan lain. 

Tara, masa lalu yang membuat pendengarannya terganggu tak pernah bisa ia lupakan. Meski memiliki keterbatasan fisik, Tara terus berusaha mengikuti nada-nada dalam formasi marching band. Walaupun tak dipungkiri, ia sering juga merasa lelah dan ingin menyerah. 

Lahang, ingin selalu menemani ayahnya yang sedang sakit. Namun, ia juga ingin terus berlatih fouettes. Lahang sering terlambat berangkat ke tempat latihan. Kondisi ayahnya yang semakin memburuk membuatnya ragu untuk meneruskan kegiatannya dalam marching band

Kelompok Marching band Bontang Pupuk Kaltim selama ini berlatih dengan biasa saja. Marching band ini telah menjadi milik masyarakat Bontang, tapi minimnya prestasi membuat orang-orang di dalamnya kurang bersemangat. Rene yang didaulat menjadi pelatih baru berusaha membuat kelompok ini siap menghadapi Grand Prix Marching Band (GPMB), festival marching band terbesar di Indonesia. Seleksi pemilihan tim inti segera dimulai. Bukan hal yang mudah untuk menemukan anggota yang bisa mengisi formasi tim inti. Elaine, Tara, dan Lahang adalah beberapa orang yang terpilih untuk menjadi anggota tim inti.

Latihan yang dipimpin langsung oleh Rene juga tidak berlangsung dengan mudah. Ada saja halangan yang membuat perkembangan kelompok ini lambat sekali. Elaine, Tara dan Lahang juga memiliki masalah masing-masing yang membuat keyakinan mereka teruji. Keyakinan untuk bertahan atau mundur. Begitu banyak perjuangan yang mereka lakukan untuk mempersiapkan penampilan selama 12 menit. 12 menit yang sangat berarti. 12 menit tampil di hadapan penonton, mempersembahkan yang terbaik dari diri mereka masing-masing. 
***

Saya sering berpikir, apa yang sedang dilakukan orang-orang pada waktu yang bersamaan. Ketika saya sedang duduk-duduk santai, mungkin orang lain sedang terburu-buru mengejar kereta. Ketika saya sedang menghadapi ujian, mungkin banyak yang lainnya justru dengan berlibur dengan gembira. Novel ini mengingatkan saya pada pikiran-pikiran yang sering berlalu lalang itu. Kelompok marching band yang mengikuti GPMB memiliki 12 menit yang sangat berharga bagi mereka. 12 menit yang memiliki arti berbeda bagi setiap orang. 

Novel 12 Menit berhasil saya habiskan dalam sekali duduk. Saya ingat sekali membacanya di perjalanan dalam kereta. Alurnya yang cepat, tidak banyak basi-basi membuat saya menuntaskannya dengan segera. Bahasanya pun mengalir dengan sangat enak, meski banyak kata-kata asing dalam dunia marching band yang tidak saya mengerti. Istilah asing ini juga tidak mengganggu saya karena penjelasannya bisa saya temukan di bagian belakang buku. 

Novel ini sangat terasa sisi motivasi dan inspirasinya. Percaya diri, tidak mudah menyerah, kerja sama. Semua pesan itu ada dalam 12 Menit. Dialognya kuat. Kata-kata yang diucapkan Rene untuk menyemangati anggota timnya terasa sangat hidup. Pengalaman Oka sebagai penulis skenario tentu berperan banyak dalam hal ini. Novel ini sendiri memang adaptasi dari skenario film yang ditulis oleh Oka. Konflik yang dihadapi masing-masing tokoh utama membuat ceritanya semakin kompleks dan menarik untuk diikuti.

Saya menyukai ide penulis mengangkat marching band menjadi tema utama. Sepertinya, tema ini jarang diangkat sebelumnya. Saya sendiri tidak pernah bergabung dalam tim marching band. Membaca novel ini membuat saya lebih paham bagian-bagian dalam tim marching band. Tentu saya tidak bisa mengerti dengan begitu cepat. Namun, novel ini bisa menjadi pintu bagi saya untuk berkenalan dengan dunia marching band.

Secara keseluruhan, saya sangat menikmati ketika membaca novel ini. Meski begitu, tentu saja ada beberapa catatan. Novel ini bercerita tentang perjuangan kelompok dari daerah untuk mengikuti ajang akbar di Jakarta. Kerja sama untuk membentuk tim yang kompak dan solid sangat diperlukan. Namun, menurut saya proses latihan marching band ini sendiri diceritakan kurang detail. Memang di beberapa bagian ada adegan Rene memberikan kalimat motivasi yang kuat, dan saya menyukainya. Namun, di luar itu rasanya penggambaran prosesnya masih kurang. 

Selain itu, di salah satu bab disinggung seorang tokoh yang terkesan memiliki arti penting. Sejak awal, saya sendiri bertanya-tanya apa peran tokoh ini dalam novel 12 Menit. Saya terus mencari nama tokoh ini di halaman-halaman selanjutnya. Namun, ternyata tokoh tersebut tidak berperan lagi. Saya kurang mengerti kenapa penulis menciptakan tokoh yang sebenarnya memiliki karakter kuat, tapi sayangnya hanya disinggung sebentar.

Untuk masalah teknis sendiri saya tidak ada masalah. Font-nya cukup besar dan nyaman dibaca. Hanya saja, untuk penjelasan istilah asing saya lebih menyukai jika diletakkan sebagai footnote, bukan dijadikan satu dalam lembar glosarium di lembar belakang. Menurut saya, penataan footnote akan memudahkan pembaca karena tidak perlu membalik halaman berkali-kali. Mungkin pertimbangan kerapian yang akhirnya membuat penerbit memilih meletakkan daftar istilah di bagian belakang. 

Di luar catatan itu, novel ini tetap saya rekomendasikan untuk siapa saja. Temukan kata-kata penyemangat yang indah dalam novel 12 Menit. Untuk novel yang sarat motivasi ini, saya berikan 4/5 bintang. Vincero!

5 comments:

  1. Saya belum membaca novel ini tapi sudah mendengar banyak yang bilang bagus, sudah liat trailernya. Jadi makin penasaran saya :)

    ReplyDelete
  2. Belum pernah baca dan baca review ini jadi tumbuh semangat pengen baca buku ini :D

    ReplyDelete
  3. Nice review.
    Katanya film ini mau difilmkan ya?
    Entah kapan release-nya.

    ReplyDelete
  4. Wah, jarang-jarang loh ada novel fiksi yang berisi cerita motivasi. Dan aku cukup puas dengan review kaka, tapi kak menurut aku ada baiknya ditambahkan sedikit dialog misalnya kalimat motivasi Rene. Secara tidak langsung para pembaca pasti akan terbawa suasana, meski hanya sepenggal kalimat saja... Maaf ya kak, itu menurut aku doang kok :)

    Keep writing kakak :D :D

    ReplyDelete
  5. wah novel mengenai marching band yak, dulu waktu sd saya pegang perkusi. pingin baca buku ini, motivasinya seperti apa hingga terasa hidup...
    oh ya, tokoh utamanya masing-masing memegang apa di dalam marching band itu sendiri? sepertinya belum dijelaskan. hanya anggota inti saja. menurut saya kurang lengkap.. hehehe.
    terima kasiih ^^

    ReplyDelete