Monday, July 29, 2013

[Review] 2

Judul: 2
Penulis: Donny Dhirgantoro
Penerbit:Grasindo
Tebal: 418 hlm
Cetakan: kelima, Januari 2012

Kehadiran Gusni berhasil menambah keceriaan di keluarganya. Dia lahir dengan tubuh yang besar untuk ukuran bayi. Tentu saja, papa dan mamanya senang sekali. Kakak Gusni, Gita, awalnya sempat merasa cemburu dengan kehadiran Gusni. Namun, kecemburuan itu tidak berlangsung lama. Gusni dan Gita tumbuh menjadi sepasang saudara yang saling menyayangi.

Gita tumbuh menjadi atlet bulutangkis yang sukses. Sedangkan Gusni, tumbuh besar setiap tahunnya. Ya, besar dalam arti yang sebenarnya. Berat tubuhnya tidak pernah turun sejak dia lahir. Semakin bertambah umurnya, semakin bertambah pula berat badannya. Gusni tidak terlalu khawatir dengan badan besarnya ini. Namun, tidak begitu dengan papa, mama, dan Gita. Mereka mengetahui ada sesuatu yang salah pada tubuh Gusni.

Gusni, gadis ceria itu, memiliki seorang sahabat bernama Harry. Mereka memiliki banyak kesamaan. Sama-sama bertubuh besar. Sama-sama suka makan onde-onde. Hanya Harry yang boleh memanggil Gusni dengan sebutan Gusni-Gusni, begitu pula sebaliknya. Itulah rahasia di antara mereka.

Gusni, yang tidak pernah mempermasalahkan bentuk tubuhnya, tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah kenyataan. Kenyataan yang sangat berpengaruh pada hidupnya Kini, dia harus memutuskan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

***

Novel 2 adalah karya kedua Donny Dhirgantoro yang saya baca. Sepertinya, Donny memang suka memasukkan angka sebagai judul bukunya. Novel pertamanya, 5 cm, sudah saya baca beberapa tahun lalu. Saya menikmati membaca novel itu. Sayangnya, hal itu tidak begitu saya rasakan ketika membaca novel ini.

Saya merasa gaya bahasa Donny berbeda sekali dengan novel sebelumnya. Memang tidak ada yang mengharuskan gaya bahasa seorang penulis selalu sama dalam setiap karyanya. Namun saya merasa penulis terlalu banyak melakukan eksperimen dalam tulisannya, yang hasilnya adalah nanggung. Di awal-awal bab, novel ini banyak menyisipkan humor. Sayangnya, menurut saya humor itu kurang berhasil, tidak membuat saya tersenyum, apalagi tertawa. Humor itu hanya terasa sebagai selingan yang kurang penting. 

Mendekati tengah cerita, porsi humor mulai berkurang, meski sekali-sekali tetap ada. Cerita berjalan dengan serius tapi santai. Saya lebih bisa menikmati bagian ini daripada bagian awalnya. Walau, tetap saja, saya tidak begitu nyaman dalam membacanya. 

Untuk ide cerita sendiri, saya senang Donny menulis tentang bulutangkis, sebuah olahraga yang begitu spesial bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Saya bukan penggemar olahraga garis keras. Namun, tetap saja saat-saat kemenangan (atau kekalahan) Indonesia adalah momen yang emosional. Ada beberapa bagian di mana Donny berhasil menuliskan perasaan itu.

Jadi, berapa bintang yang saya berikan untuk buku ini? Sepertinya, 3 bintang cukup. Saya cukup menikmati novel ini, tapi ada beberapa hal yang mengganggu. Seperti humor yang nanggung dan gaya bahasa yang terkadang berlebihan. Tentu saja ini hanya pendapat saya. Melihat novel ini dilabeli sebagai novel best seller, tentu banyak orang yang menyukainya. 

1 comment:

  1. Saya juga udah baca karya beliau yg ini, cuma menurut saya ga se wow yg di 5 cm ya mba...

    ReplyDelete