Tuesday, May 7, 2013

[Review] Harry Potter and The Goblet of Fire

Judul: Harry Potter dan Piala Api
Judul asli: Harry Potter and The Goblet of Fire
Penulis: JK Rowling
Penerjemah: Listiana Srisanti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Harry Potter sudah memasuki tahun keempatnya di Hogwarts. Sebelum memulai tahun baru di sekolah, ia berkesempatan menonton Piala Dunia Quidditch bersama keluarga Weasley. Harry sangat bersemangat menonton pertandingan ini, karena ia juga seorang pemain Quidditch. Namun, kemeriahan Piala Dunia Quidditch tersebut tiba-tiba runyam karena munculnya Tanda Kegelapan di angkasa. Hanya para pelahap maut - pengikut Voldemort- yang bisa memunculkan tanda itu. Semua orang, penyihir maupun muggle, panik luar biasa dalam insiden tersebut.

Kejutan untuk Harry dan teman-temannya tak hanya berhenti di situ saja. Sesampainya di Hogwarts, Dumbledore mengumumkan bahwa tahun ini Turnamen Triwizard akan diselenggrakan di Hogwarts. Tiga sekolah sihir - Hogwarts, Beauxbatons, dan Durmstrang - akan bertanding memperebutkan Piala Api. Karena turnamen ini sangat berbahaya, hanya siswa yang telah berusia 17 tahun ke atas yang boleh mendaftar. Hanya ada satu perwakilan dari tiap sekolah yang akan mengikuti Turnamen Triwizard. Siapapun yang telah mendaftar dan akhirnya terpilih, otomatis akan terikat kontrak sihir, dan tidak boleh mengundurkan diri.

Semua siswa penasaran dan sangat menantikan hari pengumuman perwakilan Turnamen Triwizard. Siswa-siswa dari Beauxbatons dan Durmstrang pun telah tiba, semakin meramaikan suasana Hogwarts. Hari penentuan pun tiba. Terpilih tiga juara yang akan mengikuti rangkaian pertandingan dalam Turnamen Triwizard: Cedric Diggory dari Hogwarts, Fleur Delacour dari Beauxbatons, dan Viktor Krum dari Durmstrang. Namun, lagi-lagi sebuah kejutan telah menanti. Satu nama keluar lagi sebagai perwakilan Hogwarts dalam turnamen ini: Harry Potter. Padahal, Harry belum berusia 17 tahun, dan ia tidak memasukkan namanya untuk mengikuti turnamen. Namun, ia tak boleh mundur karena telah terikat kontrak sihir.

Maka dimulailah Turnamen Triwizard yang menegangkan. Ada tiga tugas yang harus dijalankan masing-masing peserta. Harry sebagai peserta termuda harus menghadapi tekanan dari banyak pihak: pendukung Cedric Diggory, dan bahkan temannya sendiri. Satu demi satu rangkaian tugas ia jalani. Harry tak menyangka pada akhirnya ia akan berhadapan dengan Voldemort, dan mengalami serangkaian kejadian yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

***
Petualangan Harry di buku keempat ini semakin mendebarkan. Ia mengalami banyak kejadian yang lebih berbahaya dari sebelumnya. Harry bertemu banyak orang baru: murid-murid dari Durmstrang dan Beauxbatons, juga Mad-Eye Moody. Oh ya, Harry juga harus berurusan dengan Rita Skeeter, seorang wartawan yang selalu membesar-besarkan berita. Sesaat Harry juga mengalami hal yang sangat tidak menyenangkan, dijauhi oleh teman-teman di luar asramanya.

Buku keempat ini juga sangat berbeda dari buku sebelumnya. Bisa dikatakan, buku keempat menjadi penanda tumbuhnya Harry menjadi seorang remaja. Ia mulai naksir cewek, mulai merasakan grogi kalau melihat cewek yang disukainya. Sebuah pesta dansa sekolah juga menjadi hal yang baru bagi Hogwarts, menyenangkan. 

Semua hal-hal baru tersebut dirangkum dengan luar biasa oleh JK Rowling. Seperti biasa, JK Rowling telah berhasil 'menyihir' saya dengan imajinasinya. Sulit untuk meletakkan novel ini sebelum menyelesaikannya. Mari melanjutkan petualangan di tahun kelima, segera!

Posting untuk:

 

No comments:

Post a Comment