Sunday, March 31, 2013

[Review] Harry Potter and The Prisoner of Azkaban

Judul: Harry Potter dan Tawanan Azkaban
Judul asli: Harry Potter and The Prisoner of Azkaban
Penulis: J.K. Rowling
Alih bahasa: Listiana Srisanti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 544 hlm
Cetakan: II, Maret 2001

Harry Potter kini telah menginjak tahun ketiga di sekolahnya, Hogwarts. Menjelang tahun ketiganya ini, ia hanya berharap bisa menghabiskan masa liburan dengan tenang di rumah pamannya, lalu kembali ke sekolah dan bertemu teman-teman. Namun, kunjungan Bibi Marge membuyarkan rencana Harry. Karena kesal kepada Bibi Marge, ia terpaksa melakukan sihir, sesuatu yang dilarang dilakukan siswa di luar sekolah. Di tengah situasi panik itu, Harry memutuskan untuk kabur dari rumah. Keputusan Harry itu membuatnya bertemu kendaraan khusus dunia sihir, Bus Ksatria. Dengan Bus Kstaria, akhirnya Harry berhasil menginjakkan kaki di Diagon Alley.

Di tahun ketiga ini, banyak hal baru yang dialami Harry. Ia mengetahui dirinya tengah dikejar oleh Sirius Black, tawanan yang berhasil kabur dari penjara Azkaban. Untuk pertama kalinya Harry juga bertemu dengan dementor, penjaga Azkaban yang sangat mengerikan. Bagaimana tidak? Makhluk ini menyedot kebahagiaan dari orang-orang di sekitar mereka. Harry juga bertemu makhluk sihir lainnya, Boggart dan Hippogriff. Yang tak kalah penting, Harry mempunyai guru baru di Hogwarts yaitu Profesor Lupin. Ia menggantikan guru sebelumnya untuk mengajar Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. 

Bersama Ron dan Hermione, Harry mengalami banyak petualangan yang menegangkan. Di seri ini juga, sedikit demi sedikit latar belakang keluarga Harry akan terkuak. Banyak tokoh-tokoh baru yang memegang peranan penting. Bagaimana Harry melewati tahun ketiganya ini? Baca selengkapnya dalam "Harry Potter dan Tawanan Azkaban".

Mulai buku ketiga ini, banyak tokoh-tokoh baru yang dihadirkan oleh J.K. Rowling. Sirius Black, Lupin, juga beberapa nama lainnya turut mewarnai perjalanan Harry dalam kisah ini. Tokoh-tokoh tersebut tak hanya dihadirkan untuk membuat suasana semakin kompleks. Semua tokoh mempunyai peran pentingnya masing-masing. Seperti biasa, J.K. Rowling tetap menghadirkan kejutan yang membuat pembaca ingin terus membuka lembar demi lembar novel ini. 

Salah satu bintang dalam seri ini, tentu saja Buckbeak si Hippogriff. Sosoknya yang gagah dan sedikit angkuh justru sangat mudah membuat pembaca jatuh cinta. Saya tidak akan bicara terlalu banyak tentang Beacky, silakan berkenalan sendiri lewat buku ini :)

Dalam seri ketiga ini, Harry juga berkenalan dengan Hogsmeade, sebuah desa khusus komunitas sihir. Di desa ini, begitu banyak yang dapat dikunjungi: tempat makan, toko mainan, juga toko-toko makanan. Butterbeer menjadi minuman favorit bagi sebagian besar pengunjung Hogsmeade. J.K. Rowling mendeskripsikan butterbeer sebagai minuman yang menghangatkan sekujur tubuh dari dalam. Ngomong-ngomong tentang butterbeer, di Jogja ada sebuah kafe unik bernama LIR Shop. Kafe ini mencoba menghadirkan makanan dan minuman dari cerita fiksi ke dunia nyata. Memang tidak semua menu merupakan perwujuduan dari cerita fiksi. Dari sekian banyak makanan dan minuman yang ada di kafe itu, butterbeer ala Hogsmeade menjadi salah satu menu andalannya. Rasanya? Sulit untuk dideskripsikan, silakan coba sendiri. :) Maka, jika Anda penggemar seri Harry Potter dan kebetulan sedang mengunjungi Jogja, tak ada salahnya berkunjung ke kafe ini. (bukan postingan promo yaa... :D)


Butterbeer di LIR Shop
(selengkapnya bisa dibaca di sini)

Kembali lagi ke petualangan Harry Potter, buku ketiga ini masih memukau seperti biasa. Saya masih bersemangat melanjutkan membaca (ulang) seri ini. Jadi, mari kita akhiri ulasan ini dengan 4/5 bintang!

Posting untuk:


  



No comments:

Post a Comment