Thursday, February 28, 2013

[Review] Petualangan Pinokio

Judul: Petualangan Pinokio
Judul asli: Pinocchio
Penulis: Carlo Collodi
Penerjemah: Ratna Setyaningsih
Penerbit: PORTICO Publishing
Tebal: 286 hlm
Cetakan: Pertama, Mei 2010

Boneka kayu yang bisa bicara dan berlari layaknya manusia? Mungkin beberapa kisah juga memilikinya. Namun, boneka kayu yang hidungnya bertambah panjang ketika ia berbohong? Kemungkinan besar semua orang akan menjawab dengan tepat. Ya, dia adalah Pinokio. Dibuat dengan penuh ketelitian oleh Geppetto dan disayanginya seperti anak laki-lakinya sendiri.

Sayang sekali Pinokio tak langsung menyadari perhatian ayahnya ini. Baru sehari ia dapat berjalan, ia mulai membuat kekacauan. Begitu juga pada hari-hari selanjutnya. Pinokio begitu nakal, melewatkan hari pertamanya ke sekolah hingga akhirnya harus terpisah dengan sang ayah. Berkali-kali Pinokio menyesali kenakalannya, tapi berkali-kali pula ia tergoda melakukan kenakalan yang lain.

Banyak sekali petualangan yang dialami Pinokio dalam buku setebal 286 halaman ini. Bertemu dengan Peri berambut biru yang kemudian ia panggil kakak. Berkali-kali terpisah dengan Geppettoo. Menginjakkan kali di Negeri Mainan (yang kemudian berpengaruh besar terhadap hidupnya). Namun, dari seluruh petualangan yang ia alami, bertemu dengan Hiu Maut adalah saat yang paling menegangkan. Bagian ini merupakan pembuktian bahwa dirinya telah menjadi anak yang baik, penurut, dan bertekad untuk menyelamatkan ayahnya. Bagaimana akhir petualangan Pinokio ini? Akan lebih menyenangkan jika Anda membacanya sendiri ;)

Petualangan Pinokio merupakan salah satu kisah klasik yang paling terkenal. Banyak sekali edisi yang dapat ditemukan selain terbitan dari PORTICO Publishing ini. Saya sendiri sangat menyukai terjemahan dan gaya bahasa dari edisi ini. Bahasanya sangat mengalir, juga ekspresif. Sebuah bacaan ringan yang tidak mustahil membuat kita bernostalgia pada kenakalan sendiri di masa kecil

Jika ditanya tentang kekurangan dari edisi ini, menurut saya adalah pengantar singkat yang mengawali setiap bab dalam kisah ini. Pengantar ini terkadang justru membocorkan akhir dari bab yang sedang kita baca. Saya sendiri pada akhirnya memilih untuk tidak membaca bagian pengantar setiap bab. Toh keseluruhan cerita tetap bisa kita pahami.

Sebagai bacaan anak-anak, menurut saya anak usia 10 tahun ke atas sudah bisa memahami jalan cerita dalam kisah ini. Namun, saya merekomendasikan pendampingan dari orang tua karena pada awalnya Pinokio sangat kental dengan tingkah nakalnya. Orang tua perlu hadir untuk memberikan pemahaman atas kelakuan Pinokio, juga arahan agar anak-anak bisa mendapatkan pesan moral dari kisah ini. Sebagai penutup, saya berikan 4/5 bintang untuk kisah klasik yang luar biasa ini.

Favourite Quotes:

"Celakalah anak-anak yang tidak mau patuh pada orang tuanya dan kabur dari rumah! Mereka tidak akan pernah bahagia di dunia ini dan kalau sudah besar mereka akan menyesalinya." (p. 23)

"Kau akan menjadi orang dewasa kalau kau tahu bagaimana bertingkah laku secara pantas sebagaimana orang dewasa..."
"Sungguh? Apa yang bisa kulakukan supaya patut menjadi orang dewasa?"
"Mudah sekali. Belajarlah menjadi anak baik" (p. 162)

"Ingat, setiap orang, baik miskin ataupun kaya, sebaiknya melakukan sesuatu di dunia ini, bekerja, menyibukkan diri. Tak ada orang yang bisa meraih kebahagiaan tanpa berusaha. Sengsaralah orang yang bermalas-malasan! Kemalasan adalah penyakit berbahaya dan harus segera diobati, ya, bahkan sedari kanak-kanak. Kalau tidak, ketika kita sudah tua, kemalasan tidak akan bisa disembuhkan." (p. 165)

Posting untuk:

 

No comments:

Post a Comment