Thursday, February 28, 2013

[Review] Harry Potter and The Chamber of Secrets

Judul: Harry Potter dan Kamar Rahasia
Judul asli: Harry Potter and The Chamber of Secrets
Penulis: J.K Rowling
Alih Bahasa: Listiana Srisanti
Tebal: 424 hlm
Cetakan: Kesembilan belas, Agustus 2007
Winner of Mythopoeic Fantasy Award Winners

Baru setahun mengetahui bahwa dirinya penyihir, Harry telah mengalami petualangan yang sangat menegangkan. Bertemu dengan Voldemort yang berambisi untuk menghabisi dirinya, bahkan sejak Harry masih bayi. Kini sang anak laki-laki dengan tanda petir di dahinya itu kembali dengan petualangan yang baru. Harry sangat menanti-nanti hari kembali ke Hogwarts, bertemu dengan Ron, Hermione, juga Hagrid. Apalagi Hedwig sudah bosan setengah mati karena tidak bisa jalan-jalan. Namun, sebelum kembali ke Hogwarts, Harry harus bersabar dahulu menghabiskan waktu bersama Paman Vernon, Bibi Petunia, juga Duddley. 

Harry tak kaget lagi jika dirinya harus berpura-pura tidak ada jika Paman Vernon sedang mengadakan jamuan. Seperti malam itu, skenario telah berjalan rapi. Harry menyepi di kamarnya sementara keluarga Paman Vernon menikmati santap malam bersama tamu mereka. Keheningan di kamar Harry tiba-tiba pecah oleh kedatangan Dobby, sang peri rumah. "Harry Potter tidak boleh kembali ke Hogwarts," begitu katanya. Tentu saja itu adalah saran yang sangat tidak masuk akal bagi Harry. Sepanjang liburan ia habiskan hanya untuk menantikan hari-hari kembali ke Hogwarts. Melihat Harry menolak pendapatnya mentah-mentah, Dobby pun berulah. Ia keluar dari kamar, menuju ke ruang perjamuan. Kekacauan yang sangat ditakutkan oleh Paman Vernon pun tidak dapat terelakkan.

Saat yang paling diharapkan Harry akhirnya tiba juga, hari keberangkatan ke Hogwarts. Ia menumpang mobil Paman Vernon ke stasiun, dengan percaya diri Harry menuju ke peron 9 3/4. Ia bertemu kawan dekatnya Ron Weasley, bersama keluarga Weasley lainnya. Ginny, anggota Weasley terkecil rupanya menjadi siswa Hogwarts pula tahun ini. 

Semua berjalan lancar sebelum kejadian aneh di peron 9 3/4. Semua keluarga Weasley sudah berhasil masuk peron. Namun, Harry dan Ron tidak bisa menembus dinding yang menjadi pintu peron tersebut. Ide spontan  pun muncul dari Ron untuk mengendarai mobil terbang milik ayahnya. Sepertinya memang satu kekacauan memiliki kemungkinan besar memunculkan kekacauan lainnya. Begitu pula dengan Harry dan Ron. Perjalanan keren mereka menaiki mobil terbang harus berakhir dengan pukulan dari Dedalu Perkasa. Tak sampai di situ, mereka berdua mendapat detensi di hari pertama masuk sekolah.

Dalam seri kedua Harry Potter ini, kita akan berkenalan dengan Gilderoy Lockhart, guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang baru. Seorang pria yang sangat narsis, menjengkelkan bagi Harry dan guru-guru Hogwarts, tapi begitu dipuja para siswi. Banyak kejadian yang dialami Harry di Hogwarts. Dobby kembali lagi, memperingatkan ia tentang hal yang membahayakan dirinya. Yang lebih mengerikan, Hogwarts mendapat serangan. Beberapa penghuni Hogwarts dibuat membatu oleh sesuatu yang tak mereka ketahui. Harry dan Ron sangat terpukul ketika mengetahui Hermione menjadi salah satu siswa yang mendapat serangan. Serangan-serangan ini bermuara pada satu tempat: Kamar Rahasia. 

Apa sebenarnya Kamar Rahasia? Dapatkah penghuni Hogwarts sembuh dari serangan tersebut? Lembar demi lembar seri kedua Harry Potter ini akan mengantar kita menemukan jawabannya. 
****
Ini adalah kali ketiga saya membaca Harry Potter dan Kamar Rahasia. Menyenangkan untuk mengingat-ingat bagaimana saya dulu membaca kisah ini untuk pertama kalinya. Dulu, bagi saya seri kedua Harry Potter ini adalah buku yang sangat tebal, yang saya tak tahu berapa baru bisa saya selesaikan. Namun, pada akhirnya saya tak dapat melepaskan buku ini sebelum menuntaskannya. Dan, menyenangkan sekali, mengetahui bahwa perasaan yang sama terjadi pada pengalaman ketiga ini. 

Seperti biasa, JK Rowling berhasil membius para pembacanya dengan kata-kata dan kisah yang luar biasa. Menghadirkan setiap detail sebagai petunjuk dalam celah kisahnya. Dalam buku kedua ini, kita akan bertemu dengan lebih banyak karakter, juga lebih banyak petualangan. Salah satu bagian favorit saya adalah JK Rowling tak pernah melupakan betapa pentingnya memiliki banyak pengetahuan. Hal ini ia hadirkan lewat Hermione, yang mencintai buku-buku, memiliki keinginan belajar lebih dari siapapun. Tentu saja, pada akhirnya terbukti bahwa memiliki pengetahuan luas jelas tidak ada ruginya :)

Petualangan yang menegangkan, disertai kerjasama apik juga misteri yang menggelitik membuat buku ini cocok dibaca untuk anak usia 10 tahun ke atas. Saya sendiri memberikan 5/5 bintang untuk kisah kedua dari seri Harry Potter ini :D Sampai jumpa di petualangan selanjutnya.

Posting untuk:


 



No comments:

Post a Comment